Nhaa Butterfly

Nhaa Butterfly
“Kita belajar dari kupu-kupu” berawal dari ulat kecil.. Ia mampu merubah dirinya menjadi kepompong, kemudian menjadi binatang bersayap yang sangat cantik dan berwarna-warni.. Tak peduli terik matahari menyengat, runtuhan hujan yang membasahi tubuhnya, menahan lapar hingga berhari-hari, tak peduli siang dan malam.. Ia lewati dengan sabar dan penuh semangat.. Karena ia tahu, dengan kesabarannya ia akan mendapatkan impian yang nyata.. Yaitu seekor KUPU-KUPU yang sangat “INDAH”.. “Kesabaran itu tak akan pernah sia-sia, dengan kesabaran.. kita akan menuai harapan meskipun itu sangat sulit dilalui.. Allah selalu bersama kita”

Selasa, 31 Januari 2012

Kampoeng Batik Jetis



Tempat wisata kampoeng batik jetis ( belakang Matahari dipusat kota )


Batik merupakan identitas bangsa Indonesia yang sudah terkenal sejak dahulu. Bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat batik (Widodo, 1983). Batik tersebar hampir di seluruh pulau jawa dengan corak, motif dan ciri khasnya masing-masing. Begitu juga Sidoarjo yang mempunyai kampung batik dengan nama Batik jetis. Kampung batik jetis ini memproduksi batik tulis dengan motifnya yang khas. Aktivitas perbatikan ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1675 silam. Pada tahun itu batik jetis di bawa oleh seorang keturunan Raja Kediri yang bernama Mulyadi. Kemudian mengajarkan kepada masyarakat setempat untuk membatik. Namun perkembangan batik tulis Nampak berkembang pesat setelah seorang wanita yang bernama Widiarsih (atau biasa di sapa Ny. Wida) mendirikan sebuah perusahaan batik yang cukup terkenal di kampung ini. Bahkan perusahaan batik tulis milik Ny. Wida ini terbesar di kampung jetis yang ada di Sidoarjo. Setelah berkembangnya jaman, para pegawai dari Ny. Wida mulai membuka usahanya sendiri. Bak penari yang lincah, jari-jari tangan sejumlah perempuan menari-nari di atas sehelai kain putih. Hingga kain putih itu berubah warna menjadi cantik. Dengan sabar dan teliti mereka bisa menghasilkan ribuan kain putih yang semula biasa menjadi kain untuk busana dengan nilai seni yang tinggi. Itulah yang membedakan kain batik tulis dengan kain batik biasa. Karena prosesnya juga sangat lama, butuh waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk menjadi sebuah kain bermotif indah.

Ketika saya menemui pemilik warung es yang bernama Lilik Mudayati. Ibu itu lantas bercerita bahwa dulu neneknya yang bernama Hj. Rohmah juga mempunyai perusahaan batik tulis, meskipun tidak terlalu besar tapi juga cukup ramai di kunjungi pembeli. Setelah nenek dari B. Lilik meninggal. Semua keturunannya tidak ada yang meneruskan usaha tersebut hingga sekarang. B.Lilik berkata jika kampung jetis ini sering di kunjungi yayasan, sekolah-sekolah, mahasiswa dari Universitas ternama. Mereka ingin mengetahui secara langsung bagaimana proses pembuatan batik tulis. Ada juga beberapa orang datang berkunjung untuk mendapatkan informasi penelitian mereka. Yang sangat mengagumkan sekali ketika kampung jetis ini seringkali di kunjungi wisatawan luar negri. Sejak itulah kampung jetis ini terkenal diberbagai negara. Dari dalam maupun luar negri. Saat yang bersamaan saya juga datang langsung mengunjungi tempat pembuatan batik. Saya ingin langsung mengetahui proses cara kerja dan pembuatannya. Karena sulit sekali menemui sang pemilik perusahaan. Akhirnya saya mengikuti seorang laki-laki yang sedang membawa kain batik yang sudah dicucinya dari sungai. Setelah sampai ternyata laki-laki tersebut malah mempersilahkan saya untuk melihat-lihat didalam pabrik secara langsung. Pemiliknya yang bernama Rachmad juga langsung menawarkan agar saya belajar membatik. Suasana hangat dan ramah tercipta saat itu, celetukan demi celetukan dari berbagai pihak sehingga membuat kami semakin akrab seperti yang tidak asing lagi. Mereka bercerita jika orang yang membatik, bukan hanya penduduk Sidoarjo setempat saja tetapi sebagian dari mereka datang dari berbagai daerah. Seperti Trenggalek, Tulungagung, Madura. Jenis batik yang di produksi bermacam-macam, contohnya iris tempe, sekar jagad, priatin, selapak, pagi sore, Madura, Pekalongan. Untuk tempat yang saya kunjungi kebetulan mereka penduduk asli Sidoarjo sendiri. Dari itu banyak berdatangan dari kota-kota lain yang membeli batik tulis di kampung jetis Sidoarjo kemudian mereka menjualnya lagi di kota mereka. Aktivitas perbatikan di kota udang ini berlangsung hingga sekarang. Oleh karena itu, jika Anda berkunjung ke kota Sidoarjo, jangan lupa untuk berkunjung atau sekedar mampir ke kampung jetis tersebut untuk berbelanja kerajinan khas Sidoarjo. Tempatnya sangat mudah ditemui, berada tepat dibelakang Mall Matahari (pusat kota Sidoarjo). Ketika anda sudah memasuki kawasan kampung jetis ini, anda tinggal memilih toko mana yang mau anda kunjungi karena disepanjang jalan sudah berdiri banyak toko-toko ternama.

Let's See the real pics from me . . .
Beautiful Pics Hehehe,, 


Tahapan pertama dalam pembuatan batik tulis


Bak penari yang lincah, jari tangannya meliuk-liuk diatas sehelai kain putih hingga menjadi indah


Belajar membatik Hehehee..


Nafisah lagi belajar pegang canting


Pencucian batik

 

Dengan sabar dan teliti mereka tumpahkan cairan malam yang meleleh dari ujung sebuah canting


Butuh waktu berminggu2 untuk menghasilkan sebuah kain batik yang bernilai tinggi


P. Rachmad adalah salah satu pemilik Perusahaan batik di "Kampoeng Jetis Sidoarjo"
Masak ini pemiliknya??? kayak orang belum mandi yaaa.. hehehe


Inilah hasil setelah melalui proses panjang





Taraaaaa...  Just a few pics store I took















Tidak ada komentar:

Posting Komentar