Akhir-akhir ini terasa sangat
berat aku rasa, entah apa yang ada dalam pikiranku, entahlah aku tak tahu. Tapi
kesedihan ini amat terasa.. banyak hal yang harus aku kerjakan secara bersamaan
Masalahpun bermunculan dari berbagai pihak hingga membuatku tak bisa focus
dengan satu tujuan. Masih dengan kesibukanku di depan komputer, mencoba
menguatkan hatiku lewat lantunan Tartil
yang aku putar lewat media player di layar monitor yang masih setia menemaniku.
Sesekali aku juga membaca kisah-kisah inspiratif, kata-kata yang menggetarkan hati. Hatiku perih sekali,
sesekali aku menangis agar lebih berkurang rasa sedihku. Apalagi saat aku
mendengarkan lantunan sholawat2 yang ku putar. Air mataku tak berhenti
mengalir. Aku tidak tahu kenapa seperti ini, sepertinya memang tidak ada
masalah apapun. Tiba-tiba hatiku ingin menjerit. Kepala dan pundak terasa berat
ku pikul.
Aku begitu lemah, aku begitu tak
berdaya, tak punya kekuatan apapun dihadapanNya. Harapan yang suci datang sejak
dahulu, ketika usiaku beranjak 19 tahun. Mungkin bagi sebagian orang yang
berada di sekelilingku heran mendengar kata-kata yang terlontar dari mulutku
jika aku mempunyai harapan suci untuk beribadah kepadaNya. Aku hanya terdiam
ketika mereka menertawakanku, karena aku yakin Allah selalu bersamaku untuk
mengabulkan semua harapanku. Allah sangat sayang padaku, dan aku tidak pernah
ragu sedikitpun padaNya.
Dalam hatiku tersembunyi harapan
suci, aku mendapatkan lelaki shalih yang mampu membawaku ke Syurga abadi. Jika
aku teringat beberapa laki-laki yang berusaha mendekatiku, melamarku. Aku jadi
sedih. Kenapa aku tidak bisa memilih salah satu dari mereka, dari dulu hingga
saat ini. Alasanku, karena aku tidak mencintai mereka. Ketika aku bertanya pada
seorang kyai, kyaipun menjawab jika beberapa laki-laki itu tidak cocok untukku,
akupun tidak tahu alasannya, hanya mengiyakan saja. Tetapi memang Hatiku tidak
bisa memilih mereka. Bukannya aku terlalu memilih. Tapi hatiku memang tidak
bisa. Aku tidak yakin sama mereka. Karena memang belum ada yang bisa menarik
hatiku. Hatiku malah memilih seseorang yang belum tentu mencintaiku. Itupun aku
juga masih ragu. Ragu apakah dia juga mempunyai harapan suci sama sepertiku?
Yang akan memilihku untuk menjadi makmum yang setia menemaninya, entahlah. Aku
pasrahkan saja padaNya. Dia yang lebih tahu mana yang terbaik untukku. Sebuah
perkenalan yang di awali dengan niatan yang baik. Aku ingin menjadi saudaranya,
karena bagiku ikatan persaudaraan teramatlah penting. Tetapi hatiku terlalu
rapuh dan lemah, sungguh tak kuasa aku menjaga segumpal darah dalam tubuh yang
hina ini.
Ku bangun dalam malam-malam yang sepi, dalam sujud yang ku
penuhi dengan tangis. Karena begitu rapuhnya aku hingga tak kuasa menahan
gejolak jiwa. Seperti lyric lagunya Opick yang berjudul ‘Rapuh’
meski ku rapuh dalam langkah, kadang tak setia kepada-Mu,
namun cinta dalam jiwa hanyalah pada-Mu,
maafkanlah bila hati tak sempurna mencintai-Mu
dalam dadaku harap hanya diri-Mu yang bertahta..
aku berserah diri kepadaNya karena ketakutanku akan rasa itu, Ya Allah Ya
Kariim.. Engkaulah yang paling istimewa, Engkau yang Maha Penggenggam Jiwa,
Engkau yang menguasai hati umatMu.
DIAlah Allah yang tak pernah berhenti menyayangiku meski aku berlumur dosa, aku
yang hina. Ku pinta agar hati ini dikuatkan agar tak lagi terjebak pada cinta
yang semu karena aku takut rasa yang terlarang itu akan menjauhkanku dariNya
yang telah memberiku Kasih Sayangnya tak terbatas.
Sejenak
ku berfikir, untuk apa aku terlarut kedalamnya. Cinta yang tak mungkin menjadi
milikku. Sudah 2 kali aku terjerumus yang namanya cinta, 2 kali aku tergoda
rayuan lelaki, 2 kali aku kecewa dan sakit hati pada laki-laki yang katanya
serius ingin menikahiku. Tapi itu semua hanya omong kosong. Yaaa.. itulah hidup
yang harus aku jalani dengan selalu bersyukur apapun itu, suka duka itulah
warna-warni kehidupan. Aku tidak boleh patah semangat, harus selalu semangat
dan ceria. Aku juga harus selalu memaafkan mereka meski kadang hati menolaknya.
Seperti kata kakek dan ibu yang selalu terngiang ketika ada orang yang
menyakiti kita “Jangan pernah punya rasa dendam sedikitpun pada orang yang
menyakiti kita, sesakit apapun itu. Berlakulah sebaik mungkin pada mereka meski
mereka tak pernah membalas kebaikanmu, jadi orang yang sabar.. sabar.. sabar..”
Subhanallah kata-kata itu selalu ku bawa dimanapun aku berada. Itulah
penyemangatku. Aku bersyukur punya keluarga yang sangat sempurna.
Terkadang aku takut jatuh cinta, karena
pengalaman adalah guru yang paling berharga. Harus memilih dan memilah. Benar
kata beberapa buku yang pernah aku baca, yang intinya “Pacaran setelah menikah
lebih indah karena akan membuat hati tenang, bahagia dan semakin dekat dengan
Sang Kholiq, pacaran sebelum menikah akan mengundang syetan menggoda kita agar jauh
dariNya, membuat hati gelisah, sedih, patah semangat, menangis, sakit hati”
sungguh indah bukan. Itulah sebabnya Islam melarang pacaran sebelum menikah.
Hadits
Berbagai hal ku lakukan untuk
menenangkan hatiku yang sedang berkecamuk. Kubuka musyafku, ku baca Surah-surah
yang begitu indah yang selalu menemani dalam hari-hariku dan menjadi pengobat
lukaku selama ini. Kembali ku teringat wajahnya, tak kuasa menahan air mata.
Kembali ku berpasrah padaNya karena aku benar-benar takut. Tetapi aku kembali pada
diriku, aku terlalu lemah untuknya, terlalu hina jika aku disandingkan
dengannya. Karena aku bukan bidadari Syurga, yang selalu sempurna dalam setiap
hal. Aku tak seindah mereka yang selalu dapat menjaga agama dalam setiap
hembusan nafas. Aku takut jatuh cinta. Jangan melihat dari fisik, harta,
keturunan, dan kelebihan yang aku miliki karena itu hanyalah bersifat
sementara. Tapi pinanglah aku karena agamaku dan terimalah semua kekuranganku.
Bukankah janji Allah itu pasti akan memberikan rizqi kepada orang-orang yang
ingin membangun rumah tangga karena Allah. Insya Allah imam seperti itulah yang
dicari seorang muslimah.
Ada
kata-kata yang sangat indah yang entah aku dapatkan darimana ketika itu, yang
jelas kata-kata ini membuatku sadar bahwa mencintai tak harus memiliki.
“Mencintai seseorang itu adalah hak kita, namun memiliki seseorang yang kita
cintai tanpa ikatan resmi itu bukan hak kita, jangan pernah takut melepaskan
sesuatu yang belum berhak kita miliki, dia pasti akan kembali, bila Allah
menjadikan dia untuk kau miliki, atau Allah akan mengganti dengan yang jauh
lebih baik dari yang sekarang kita cintai, jangan pernah takut kehilangan
sesuatu yang bukan menjadi hak kita, jangan kau tangisi apa yg bukan milikmu”.
Ya Allah.. saat aku menyukai seorang teman, ingatkanlah aku bahwa ada sebuah akhir sehingga aku tetap bersama yang tidak pernah berakhir...
Ya Allah.. jika aku hendak mencintai seseorang, temukanlah aku dengan orang yang mencintaiMU agar bertambah kuat cintaku padaMU...
Ya Allah.. ketika aku sedang jatuh cinta, jagalah cinta itu agar tidak melebihi cintaku padaMU...
Ya Allah.. ketika aku berucap aku cinta padamu, biarkanlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut padaMU agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karenaMU...
Dengan berjalannya waktu, dia
mulai pergi dari pikiran. Aku mencoba ikhlas dan tabah agar aku tak terlalu
kecewa dengan keadaan. Allah sayang padaku, aku tidak pernah ragu sedikitpun
atas kasih sayangnya. Allah tidak akan mengujiku melebihi batas kemampuanku. Ku
tahu dan aku yakin, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untukku karena DIA
telah menyiapkanNya. Allah maha mengetahui dimana
pelabuhan terbaik buat hati ini yang halal dan penuh barokah. Akan indah
pada waktunya. Aamiin ya Robbal 'alamiin.
Kata-kata itu
mengingatkan aku pada seseorang yang telah menginspirasi aku selama ini. Hingga
akupun mengirimkan sebuah puisi untuknya:
Allahku Sayang..
Kau anugrahkan aku seseorang yang selalu memberiku semangat
dikala ku gundah, dikala ku sedih, dikala ku tak mampu menghadapi masalah yang
datang..
dia datang untukku memberi motivasi baru
sehingga ku sadar bahwa apapun masalah yang ku hadapi pasti ada solusinya..
memberiku ketenangan hingga ku tak mengeluarkan air mata lagi..
keceriaannya mampu membuatku tak berhenti tuk tersenyum selalu..
kaulah penyemangatku..
kaulah malaikat terindah yang pernah ada..
terimakasih Allah..
Dia benar-benar sosok yang
sempurna buatku. Dulu kata-kata ini pernah ku ucapkan pada kekasihku “tidak ada
laki-laki terbaik selain kamu untuk saat ini”. Iya itu dulu ketika aku
mengenalnya, tapi sekarang aku menemukam sosok itu. Melebihi yang dulu (untuk
saat ini). Diluar masih banyak sekali tapi yang aku maksud yang berada di
hadapanku saat ini, dialah orangnya. Aku pernah bilang padanya “kamu seperti
kakek, ayah, kakak buat aku”. Masih terbayang jelas bahwa dia selalu hadir
dalam setiap masalah yang kuhadapi. Bagiku dia begitu sempurna bukan karena
fisik maupun hartanya. Namun dia terlihat sempurna karena dia selalu mencoba
mendekatkan hatinya pada Rabb-Nya. Kekagumanku padanya dari cara dia berbicara,
bijaksananya dia dalam menyikapi suatu hal, jika dia tidak menyukai sesuatu dia
langsung mengatakannya dengan kata-kata yang bijak, sungguh dewasanya dia,
seringkali aku melontarkan pertanyaan-pertanyaan padanya seputar agama.. dia
tak pernah mengeluh sedikitpun menanggapi aku yang cerewet hee.. malah jawaban
dia selalu aku terima yang jarang sekali aku setuju dengan jawaban oranglain,
ketika dia mempunyai permasalahan dia tak ingin melibatkan orang lain.. cukup
dia dan Allah yang tahu.. itulah sosok dia yang aku kagumi, itulah yang
membuatku semakin kagum padanya, dan yang paling aku sukai dari dia adalah keceriaan
dan semangat dia seakan-akan tak pernah ada masalah yang menghinggapinya. Itu
hanya beberapa kekagumanku padanya, aku tak bisa menggambarkan semuanya.
Kekurangan pasti ada, tapi kekurangan itu mampu tertutupi dengan kebaikan dan
kedewasaan dia. Sungguh aku sangat berterimakasih padanya yang membuatku bisa
melupakan masalah-masalah yang ku hadapi, yang selalu memberi semangat setiap
kali aku terpuruk. Setiap kali aku menangis, dia mampu membuatku tertawa dan
semangat lagi. Terimakasihku padanya yang sudi mendengarkan setiap keluh
kesahku. Terimakasih. . .
Kembali tersadar dari lamunanku
setelah ada panggilan Mami yang memanggil dari rumah sebelah. Kemudian aku
melirik penunjuk waktu yang berada diponsel, waktu sudah menunjukkan pukul
setengah lima sore dan baru tersadar jika aku belum sholat asyar.
Astaghfirullah.. keasyikan menulis sambil mendengarkan alunan sholawat idolaku
(Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf) di media player hingga lupa waktu. Itulah
sedikit cerita dariku, ya bisa dibilang curahan hati perempuan lagi galau
ahihihiiii…
Nha_08.02.12 at 4:33pm